Pada Rabu, 11/08/2010, sebuah pulau es seluas 260 km persegi, empat kali luas kota New York, atau 5 kali luas Jakarta Pusat, dengan ketinggian sekitar 160 meter yang kelihatan di permukaan laut, dikabarkan lepas dari gletser Petermann, Greenland. Menurut para ahli, peristiwa ini merupakan terbesar dalam 50 tahun terakhir. Diperkirakan bahwa ketebalan/ketinggian pulau es ini sebenarnya mencapai 1 km (yang terlihat di permukaan laut hanya 160 meter). Bisa jadi peristiwa ini terjadi karena efek pemanasan global. Inidikasi ini dikemukakan mengingat bahwa akhir-akhir ini semakin banyak bongkahan-bongkahan es yang terlepas di kutub.
Pulau es raksasa ini mulai “berenang” meninggalkan Greenland melintasi Lautan Arctic. Apabila pulau ini memasuki Selat Nares sebelum musim dingin (September), lintasan kapal di sekitar Kanada akan terganggu. Risiko bertabrakan dengan kapal bisa terjadi, menyebabkan bencana laut seperti yang pernah terjadi dengan Kapal Titanic.
Daya dorong pulau es ini sangat luar biasa, sehingga bila berpapasan dengan kapal sebesar apapun, termasuk anjungan minyak lepas pantai, akan diterjang dengan mudahnya. Benturan yang ditimbulkan akan menyebabkan kerusakan sangat sangat parah.
Yang lebih mengerikan adalah apabila pulau es raksasa ini sampai meleleh seluruhnya – yang diperkirakan memakan waktu sekitar 2 tahun atau lebih, maka bisa mempengaruhi tinggi permukaan laut sekitar 6 meter. Apabila ini sampai benar-benar terjadi permukaan laut di sekitar Jakarta bisa bertambah menjadi sekitar 2-3 meter. Ini berarti wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya tenggelam!
Namun sebagian ahli geologi mengatakan bahwa kejadiannya tidak akan sedramatisir itu. Wilayah tropis seperti Indonesia, tidak berpengaruh banyak.
Namun mereka sepakat bahwa fenomena alam yang luar biasa ini berpotensi mempengaruhi iklim bumi secara ekstrem. Berarti akan terjadi anomali-anomali alam yang sebelumnya belum pernah terjadi.
Contohnya di Indonesia yang seharusnya memasuki transisi musim kemarau ke hujan justru terjadi di luar prakiraan.
“Di wilayah subtropis hujan akan banyak, dan Indonesia akan mengalami kering karena awan yang membawa uap air berpindah ke wilayah subtropis seperti Pakistan. Ini yang harus kita waspadai,” kata peneliti perubahan iklim dari University of Hamburg, Dr. Armi Susandi kepada detik.com (12/08/2010).
Anomali alam seperti ini, sebenarnya sudah terjadi saat ini. Para ahli juga menyatakan bahwa dalam 6 bulan terakhir di tahun 2010 ini suhu udara di bumi lebih panas daripada sebelumnya.
Bencana-bencana alam semakin sering terjadi dengan menelan korban jiwa dalam jumlah yang besar. Yang terakhir adalah banir besar di Tiongkok dan Pakistan, kebakaran hutan hebat di Rusia.
Di Indonesia biasanya musim hujan dan kemarau mempunyai periode yang teratur dan tetap. Sekarang tidak lagi. Musim hujan yang biasanya sudah “pasti” datang pada bulan-bulan yang berakhiran “ber,” September, Oktober, November, dan Desember, serang tidak lagi. Musim hujan seolahterjadi sporadis, adakalanya terjadi di sekitar bulan April.
Di beberapa kota di Indonesia, bukankah pernah terjadi hujan es, meskipun hanya sebentar saja? Surabaya yangterkenal panas saja pernah turun hujan es!
Apakah fenomena-fenomena alam seperti ini termasuk seperti yang diterangkan Dr. Armi Susandi di atas? Cuma bukan akan terjadi, seperti dikatakannya, tetapi sedang terjadi?
Dari uraian para ahli geologi tentang peristiwa lepasnya pulau es tersebut, bagaimana dampaknya terhadap bumi, mengingatkna kita pada apa yang diceritakan dalam film The Day After Tomorrow (2004) karya sutradara spesialis bencana Roland Emmerich (2012).
Di awal film tersebut juga diceritakan terjadi retakan pulau es yang besar seperti membela bumi di Antartika. Retakan maha besar itu tentu saja berpotensi kuat membuat lepasnya pulau-pulau es seperti dalam dunia nyata saat ini.
Retakan tersebut kemudian diikuti dengan terjadi penurunan suhu air secara drastis yang mengakibatkan terganggunya arus laut di Atlantik Utara.
Disimpulkan dalam film tersebut bahwa hal tersebut terjadi karena adanya pencairan es dikutub secara signifikan yang mengakibatkan terganggunya arus laut di Atlantik Utara.
Kemudian diceritakan pula, di seluruh dunia terjadi perubahan cuaca yang benar-benar ekstrem (anomali cuaca yang sangat ekstrem). Di Los Angeles terjadi badai topan yang menghancurkan kota tersebut, di Jepang terjadi hujan batu es sebesar bola tenis sampai bolakaki.
Badai salju super dahsyat membuat suhu udara turun sangat drastis sampai minus 100 lebih, dan merupakan awal dari pemebekuan global.
Kemudian terjadi gelombang tsunami raksasa yang menggelemkan kota New York, kemudian membekukannya.
Apakah fenomena lepasnya pulau es raksasa seluas 260 km persegi di Greenland tersebut merupakan awal dari bencana maha dahsyat yang akan terjadi di bumi kita ini?
Akibat keserakahan manusia, perlahan namun pasti, bumi di ambang kehancuran alias kiamat.
Memang di dalam ajaran agama dikatakan bahwa tiada satu pun manusia di dunia ini yang mengetahui kapan hari kiamat tiba.