Perilaku seks bebas yang semakin marak terjadi dikalangan pelajar menjadi pemicu adanya tes keperawanan bagi pelajar perempuan (siswi) yang sempat dimunculkan Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Wacana ini pun ternyata ditentang banyak pihak termasuk Mendikbud Muhammad Nuh.
Dikutip dari kompas.com bahwa Mendikbud akan memberikan sanksi kepada sekolah yang menerapkan tes keperawanan. Selain Mendikbud, banyak pihak dari berbagai kalangan juga menyesalkan munculnya wacana tes keperawanan untuk pelajar yang dinilai merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan khususnya pelajar.
Dibalik pro kontra tes keperawanan pelajar, berikut ini salah satu cara tes keperawanan menurut Dokter Wimpie (Guru Besar Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana) di rumah sakit seperti dilansir merdeka.com
- Buka celana.
- Wanita tidak sedang menstruasi.
- Wanita diminta berbaring di tempat tidur, dengan posisi seperti orang sedang melahirkan.
- Kemudian dokter membuka kelamin, di sana bisa dilihat selaput dara robek atau tidak (untuk melihat ini butuh pengetahuan dan ketelitian tinggi, karena tidak semua dokter tahu dengan benar bila tidak ahlinya).
- Jika selaput dara masih utuh, maka akan terlihat selaput tipis yang menutupi dinding dan bibir vagina.
- Untuk melihat itu bisa dengan mata telanjang.
Namun demikian, Wimpie mengatakan tidak adil jika keperawanan wanita selalu dibesar-besarkan, sementara tidak demikian dengan masalah keperjakaan pria. Keperjakaan tidak bisa dibuktikan sama sekali meski si pria sudah pernah berhubungan seksual berulang kali, kecuali dengan pengakuan.
“Untuk mengetahui perawan atau tidak dan perjaka atau tidak, itu satu, pengakuan. Karena ini kaitannya dengan perilaku,” ujar dokter Wimpie.
Read more:
http://kangasepsule.blogspot.com/2013/08/begini-cara-tes-keperawanan-pelajar.html#ixzz2cnyZEPLy