Tak jarang saat kegerahan di malam hari, AC (Air Conditioner) atau penyejuk ruangan di kamar tidur dinyalakan sepanjang malam. Risikonya tidak cuma masuk angin, menurut penelitian hal itu juga bisa memicu tekanan darah tinggi.
Keigo Saeki, MD, seorang ilmuwan dari Nara Medical University di Jepang membuktikan hal itu dalam sebuah penelitian terbarunya
. Menurutnya, suhu dingin saat tidur bisa mempengaruhi penyempitan pembuluh darah dan akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Dalam penelitiannya, Dr Saeki mengungkap bahwa jika seseorang tidur dengan suhu kamar 57 derajat Fahrenheit atau sekitar 14 deracat celcius, tekanan darah cenderung naik 6-8 persen keesokan harinya. Pembandingnya tidur di kamar bersuhu 76 derajat fahrenheit atau 24 derajat celcius.
Dr Saeki menjelaskan tekanan darah secara alami akan meningkat saat seseorang bangun tidur di pagi hari. Nah, ketika seseorang tidur di kamar bersuhu dingin sepanjang malam, peningkatan itu menjadi lebih tinggi karena pembuluh darah mengalami konstriksi atau menyempit.
"Kondisi ini meningkatkan tekanan darah setidaknya dalam 2 jam, dan selama itu terjadi ketegangan yang serius pada jantung," jelas Dr Saeki seperti dikutip dari
detikHealth, Selasa (4/6/2013).
Kalaupun hubungannya dengan jantung dianggap berlebihan, tidur dalam ruangan yang terlalu dingin sebenarnya bisa langsung dirasakan dampaknya pada tubuh. Biasanya, orang yang tidur di ruangan dingin akan bangun dengan badan terasa pegal-pegal karena masuk angin.
Jika memiliki pemanas ruangan, sebaiknya justru suhu ruangan dinaikkan agar lebih hangat selama tidur. Tidak perlu dinyalakan sepanjang malam karena akan boros energi dan tentunya juga tidak lebih sehat jika terlalu panas, cukup dinaikkan saja suhunya 1,5 jam sebelum tidur lalu dimatikan.
Atau bisa juga dengan cara lain yakni menggunakan selimut tebal. Tidak perlu terlalu tebal juga, karena kedinginan maupun kegerahan sama-sama tidak nyaman untuk tidur dan pada akhirnya keduanya bisa mengurangi kualitas tidur.